Setrika Payudara Hingga Makan Paksa, ini 7 Ritual Unik Perempuan di Dunia
Ada berbagai hal yang dilakukan oleh perempuan--baik secara terpaksa maupun tidak--untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya, oleh perempuan di berbagai belahan dunia yang terpaksa melalui ritual aneh, unik dan seringkali menyakitkan untuk mencapai standar kecantikan dalam masyarakat.
Beberapa contohnya meliputi ritual sepatu kecil yang sempat ada di China, demi mendapatkan 'Lotus Feet' yang pernah dianggap menawan. Ada juga ritual cincin leher yang digunakan oleh perempuan dari Suku Kayan, Thailand, ritual Chapadi di Nepal yang mengasingkan perempuan setiap menstruasi, juga ritual makan paksa di Mauritania, Afrika, agar perempuan memiliki tubuh yang lebih gemuk.
Tak jarang, ritual-ritual ini menyebabkan luka fisik maupun rasa sakit pada para perempuan. Namun, beberapa ritual tetap dilakukan karena sudah dianggap sebagai tradisi dalam masyarakat yang bersangkutan.
Selengkapnya, berikut beberapa ritual unik yang dilakukan oleh perempuan dari berbagai belahan dunia.
1. Lotus Feet - China
Unbound: China's last 'lotus feet' – in pictures http://t.co/RMzj8T2FqL pic.twitter.com/2eqpGr6uHv
— The Guardian (@guardian) June 15, 2015
Ratusan tahun lalu, pernah ada ritual yang harus dilakukan oleh para perempuan di China. Para perempuan dipaksa memakai sepatu yang berukuran sangat kecil dan berujung lancip, demi mendapatkan bentuk kaki yang diinginkan atau 'Lotus Feet'. Dulu, jenis kaki seperti ini dianggap sebagai standar kecantikan yang didambakan di China.
Ritual ini kemudian dilarang oleh Mao Zedong, pemimpin komunis China sekaligus pendiri Republik Rakyat China pada 1950, karena dirasa tidak sesuai dengan kehidupan modern di China. Namun, beberapa perempuan yang terpaksa menjalani ritual kecantikan tersebut masih hidup dengan Lotus Feet hingga saat ini.
2. Ikipalin - Papua Barat
Ikipalin. Salah satu tradisi suku Dani, Wamena, Papua pic.twitter.com/72IoCdp7
— Sukma K (Dede) (@sukmadede) March 1, 2012
Menurut news.com.au, para perempuan dari Suku Dani, Papua Barat, Indonesia, memiliki ritual bernama Ikipalin. Mengikuti ritual ini, mereka akan memotong bagian atas jari setiap ada orang terdekat yang meninggal. Hal ini dilakukan untuk mengusir arwah orang yang sudah meninggal, sekaligus untuk menunjukkan rasa duka karena berkabung.
Ritual bernama Ikipalin ini telah dilarang oleh pemerintah beberapa tahun yang lalu. Namun, sebagian orang diduga masih melakukan praktik tersebut hingga kini.
3. Chaupadi - Nepal
Banishing women to separate huts is an age-old tradition in Nepal, called #Chaupadi. Although the Nepal Govt has put a legal ban on this practice, not much has changed in some parts of the country. A line really needs to be drawn between traditions and rationale. #periodsarepure pic.twitter.com/IHQdXYo3hJ
— Carmesi (@mycarmesi) February 7, 2019
Sementara, di Nepal, ada suatu ritual yang dilakukan saat perempuan sedang mengalami menstruasi. Menurut National Geographic, perempuan dari beberapa bagian di pedalaman Nepal akan diasingkan dari rumahnya, setiap siklus menstruasi tiba. Sebab, mereka dianggap tidak bersih, tidak boleh dipegang, bahkan bisa membawa bencana. Sebagai akibatnya, para perempuan ini pun akan tinggal di gubuk atau di tempat terpencil.
Tak jarang, perempuan menderita karena pengasingan tersebut. Misalnya, karena mengalami cuaca yang terlalu panas, keracunan asap saat musim dingin, bahkan diperkosa ketika dalam pengasingan.
4. Menyetrika Payudara - Afrika Barat
Breast ironing, also known as breast flattening, is the pounding and massaging of a pubescent girl's breasts, using hard or heated objects, to try to make them stop developing or disappear.
— BlueprintAfric (@blueprintafric) August 10, 2019
It's common in Cameroon, Nigeria & South Africa. It's done to avoid rape & early marriage. pic.twitter.com/s1sFSLsIai
Ada satu ritual yang dilakukan oleh perempuan di Afrika Barat, yaitu 'menyetrika payudara' atau breast ironing. Menurut The Guardian, hal ini dilakukan oleh para ibu kepada anaknya, sebagai upaya untuk melindungi anak mereka dari perhatian yang tidak diinginkan, pelecehan seksual, bahkan pemerkosaan. Menurut Quartz Africa, praktik ini dilakukan dengan menggunakan alat tertentu, untuk memijat, mengetuk, bahkan menekan dada hingga rata.
Namun, ritual ini mendapatkan kritik dari berbagai pihak. Ahli kesehatan dan korban menyebutkan, ritual tersebut adalah penyiksaan terhadap anak-anak yang bisa menyebabkan luka fisik maupun psikologis. Di antaranya, dengan menyebabkan infeksi, kerusakan pada payudara, bahkan kanker payudara.
5. Cincin Leher - Thailand
25)
— Photo's Story (@Photosstory009) November 11, 2016
Padaung People (Kayan or Long Neck) are the heritage one of the greatest treasures of the World.To western Thailand, Meahongson. pic.twitter.com/N9YR4K6Elb
Anda mungkin cukup familiar dengan ritual yang satu ini. Para perempuan Suku Kayan yang tinggal di daerah Mae Hong Son, Thailand, dikenal dengan ritual cincin leher yang mereka gunakan sejak usia dini.
Menurut laporan The Sun, para perempuan ini mulai menggunakan cincin dari bahan logam itu sejak usia lima tahun. Mereka tidak dilarang melepas cincin tersebut, namun hal ini dianggap sebagai lambang kecantikan di daerah tersebut, yaitu memiliki leher yang ramping dan panjang.
6. Piring Bibir - Ethiopia
Dalam laporan Huffpost, disebutkan bahwa para perempuan dari suku Mursi dan Surma di Ethiopia akan memasang piring kayu atau tanah liat di bibirnya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kecantikan dan status mereka.
Biasanya, piring ini pertama kali dipasang pada bibir perempuan setelah mereka mengalami pubertas. Caranya adalah dengan melubangi bagian dari bibir, disertai dengan pencopotan beberapa gigi bagian bawah. Seiring dengan waktu, piring yang dimasukkan ke dalam bibir akan berukuran semakin besar, bahkan hingga lebih dari 12 cm. Konon, semakin besar piringnya, semakin besar pula mahar yang didapatkan oleh perempuan pada pernikahan mereka.
7. Makan Paksa - Mauritania
Heavier girls and women are viewed as beautiful & wealthy while their slimmer counterparts are considered inferior. #Leblouh #CountryFact #Mauritania #Africa #Taxidio pic.twitter.com/JN7ZWOU5vt
— Taxidio Travel (@taxidiotravel) January 8, 2018
Sementara itu, di Mauritania, Afrika Utara, ada ritual bernama leblouh atau gavage yang memaksa para perempuan muda untuk makan. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian para pria, karena obesitas pada perempuan dianggap menarik di daerah yang kerap dilanda kekeringan tersebut.
Berdasarkan laporan yang ada, para perempuan--bahkan yang baru berusia enam tahun--akan dipaksa meminum hingga 20 liter susu, dua cangkir mentega, juga setidaknya dua kg millet (sejenis sereal) setiap liburan sekolah. Ini dilakukan agar mereka bisa mencapai kuota 16.000 kalori per hari. Mereka akan dipaksa menghabiskan seluruh makanan dan akan mendapatkan hukuman bila gagal melakukannya.